di tengah kesendirian itu
rumah bagi lelaki yang gemar menemani
awan menggeram
pasir bermusuhan
kepergian menemaninya kembali
membawakan kegemarannya yang lalu;
memusuhi dirinya sendiri
karang dan beling berpandangan
ujung-ujung mereka menjadi pena
lelaki itu berusaha menggores keluar luka-lukanya;
lewat nadi
kini lelaki itu melambai-lambaikan tangan
di tengah gundukan ombak dan ikan-ikan
ikan menganggap ia makan malam
malam menjadi liang bagi ikan dan lelaki.
*Penulis adalah m.h. Tinggal di Desa Karangcempaka, Kecamatan Bluto, Sumenep.