Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah stunting. Stunting atau tengkes adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh minimnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga berakibat pada terganggunya pertumbuhan anak, seperti tingi badan anak yang lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar anak seusianya.
Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas masyarakat Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak yang mengalami stunting, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, dimana akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi sekolah, produktivitas, dan kreativitas anak di usia-usia produktif.
Stunting di Kecamatan Talango terbilang sangatlah tinggi. Ketua UKM Puskesmas Talango mengatakan bahwa anak yang mengalami stunting di Kecamatan Talango sangat banyak, karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya asupan gizi yang cukup dan pentingnya melakukan imunisasi secara rutin di Posyandu Desa.
“Anak yang mengalami stunting di kecamatan ini sangat banyak, setiap desa ada anak yang mengalami stunting karena masyarakat cuek terhadap pentingnya asupan gizi yang cukup dan banyak masyarakat yang enggan mengikuti posyandu secara rutin,” Ucap Islamiyah, selaku UKM Puskesmas Talango.
Islamiyah juga menjelaskan, hal ini juga diakibatkan karena kurangnya pengawasan dari orang tua kandung yang mana anak-anak di Kecamatan Talango kebanyakan diasuh oleh neneknya karena orang tua kandungnya merantau untuk bekerja.
Diterangkan Menkes Nila Moelodok, kesehatan berada di hilir. Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh Menkes, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.
Nanda Istifarin, selaku koordinator kegiatan penyuluhan tersebut mengatakan, peran pelajar di sini sangat dibutuhkan. ‘’Kehadiran kami sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat khususnya di Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep dengan mengadakan penyuluhan pencegahan stunting dan pelatihan pembuatan pudding dari daun kelor.’’ Ungkap Nanda.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Nanda istifarin dari Prodi Psikologi, Ratna Nurshakti Putri dari Prodi Agroekoteknologi, dan Livia Nurul dari Prodi Sosiologi dari Kelompok 59 KKN-T Reguler Universitas Trunojoyo Madura. Kelompok 59 ini sendiri diketuai oleh M. Ilman Maulana Prodi Sosiologi, dengan anggota lainnya yaitu Zuhair Abid dan Choirinnisa’ Fitria dari Prodi Teknik Informatika, M. Nauval Bayhaqi dari Prodi Manajemen Sumber Daya Perairan, A. M. Basyar Bagus dari Prodi Teknik Elektro, Dwi Rofiqoh dari Prodi Akuntansi, Widiyah Wati dari Prodi Teknologi Industri Pertanian, Zenithza Medina dari Prodi Psikologi, dengan Dosen Pembimbing Lapang Abdus Salam Junaedi, S.Si.,M.Si. Kegiatan penyuluhan pencegahan stunting ini dilaksanakan di Desa Gapurana Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan bahaya stunting.
Kegiatan ini di sambut baik oleh masyarakat dan diharapkan dapat mengatasi masalah kesehatan di Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep khususnya mengurangi angka stunting di Kecamatan Talango.