Menu

Mode Gelap
Dewasalah Saudara Tua, AC. Milan Tesla Dahlan Iskan dan “Ejekan” untuk Giliraja

Podcast · 23 Mei 2022 22:30 WIB ·

Podcast Mahasiswa dan Mindset


 Konten Kreator PM, Ongky Arista UA (kiri) berbincang dengan Manajemen PM Abdul Kholisin (kanan) di Studio PM di Jalan Raya Panglegur KM 4 Pamekasan. Perbesar

Konten Kreator PM, Ongky Arista UA (kiri) berbincang dengan Manajemen PM Abdul Kholisin (kanan) di Studio PM di Jalan Raya Panglegur KM 4 Pamekasan.

Youtube Podcast Mahasiswa (PM) tidak pernah memiliki cita-cita yang adiluhung. Cita-cita yang super. Cita-cita yang canggih. Cita-cita yang akan mungkin disebut wah oleh orang-orang.

Saya, sebagai konten kreator di balik PM, bersama-sama dengan teman-teman; Abd. Kholisin, Ahsin, Juna Ori dan Faisol, hanya tahu satu konsep. Bahwa apa pun idenya, yang terpenting adalah soal bagaimana menjalankannya secara konsisten.

Pendeknya, kita memasrahkan arah dan momentum PM pada konsistensi perjalanan PM itu sendiri. Kita tidak punya arah yang pasti seperti apa desain PM ke depan. Selain hanya berpikir bahwa kita harus mempertahankan konsistensi ngonten.

Kita punya tagline dalam batin masing-masing, bahwa “Podcast Jangan Sampai Ada Matinya”. Podcast harus terus berjalan. Apa pun yang terjadi. Apa pun masalahnya. Bagaimanapun kondisinya. Perjalanan, dalam arti terus berjalan, bagi PM, adalah prinsip.

Lalu, dalam perjalanannya, kita menemukan satu segmen selain berpodcast secara reguler, yakni Mindset. Segmen ini kita pakai sebagai kritik receh terhadap kebiasaan kita sehari-hari; fenomena yang salah kaprah dan hal-ihwal yang meresahkan–bisa dicek apa saja yang sudah dibahas di Youtube PM.

Menemukan segmen yang saya sebut terakhir ini tidaklah karena kita ulung dalam mengonsep sesuatu. Tidak dan sungguh tidak. Tetapi karena kita terus berjalan dan akhirnya menemukan ide. Jadi, ide lahir di tengah-tengah PM yang terus berjalan.

Saya tidak bisa membayangkan bila kita menemukan ide di tempat tidur, bukan di dalam perjalanan. Mungkin, ide akan tinggal ide, karena kita tidak belajar berjalan.

Itulah mengapa pada akhirnya, kita tidak punya cita-cita adiluhung, cita-cita yang benar-benar ideal, dan yang kita punya, sekali lagi, adalah proses dan perjalanan yang terus kita jaga dan pertahankan.(*)

*penulis adalah Ongky Arista UA

Artikel ini telah dibaca 142 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Mahasiswa KKN UTM Lakukan Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Olahan Daun Kelor Untuk Cegah Stunting

14 Juli 2023 - 09:01 WIB

Mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Trunojoya Madura berfoto dengan warga Desa Gapurana Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep setelah melakukan penyuluhan

Soal Konsistensi, Boger adalah ‘Lord’

9 Februari 2022 - 19:03 WIB

Trending di Podcast