Entah dari mana inspirasinya, tim IT Podcast Mahasiswa (PM), Ahsin Rifqy menyebut Boger dengan menyisipkan kata ‘lord‘ di depannya.
Kata lord populer dan digunakan di kawasan Britania Raya untuk menyandangkannya pada seorang bangsawan pewaris gelar dalam kerajaan.
Saat ini, terutama di dunia permayaan, kata lord sering dipakai begitu tanpa pengkhususan pada siapa pun tanpa harus orang itu adalah bagian dari darah kerajaan dan bukan bangsawan.
Namun intinya, penggunaannya lebih kepada menyebut seseorang dengan kepemilikan sesuatu yang kualitasnya di atas orang yang menyebutnya.
Misal, beberapa pemain sepak bola menyebut Ibrahimovic sebagai lord karena di usianya yang senja tetap memiliki fisik yang prima dan konsisten dalam mencetak gol.
Di kali kedua PM ngonten bersama Boger, dengan merujuk pada keumuman penggunaan kata lord, tidaklah berlebihan jika gelar itu disandangkan padanya.
Kepantasan tersebut terletak pada sisi terbebasnya dia dari rasa ingin viral, dikenal dan sebagainya yang berbau popularitas.
Dia tidak peduli apakah masuk pemberitaan televisi nasional, gayanya sempat ditiru artis Ibu kota, dicari banyak orang dan lain sebagainya. Dia tidak peduli.
Yang dia pedulikan cuma satu hal, ngonten. Bahkan dia sempat bilang jika tidak ngonten selama dua hari saja, dia menyebutnya sebagai langkah mundur.(*)
*penulis adalah Abdul Kholisin.