Menu

Mode Gelap
Dewasalah Saudara Tua, AC. Milan Tesla Dahlan Iskan dan “Ejekan” untuk Giliraja

Sudut Pandang · 1 Apr 2022 19:46 WIB ·

Surat untuk BRI dan Menteri BUMN


					Surat untuk BRI dan Menteri BUMN Perbesar

1] Kepada Pimpinan Cabang PT BRI Pamekasan
2] Kepada Pimpinan Wilayah Kanwil PT BRI Surabaya.
3] Menteri BUMN Erick Thohir.

Ihwal Proses Pengajuan KUR PT BRI

Awal Maret lalu, saya–warga Desa Somalang, Kecamatan Pakong–punya rencana untuk mengembangkan tiga lini usaha yang saya miliki. Salah satunya adalah pengembangan media Youtube saya, Podcast Mahasiswa.

Saat itu, saya memprediksi kebutuhan dananya berkisar Rp 50 juta lebih. Dana tersebut, harus segera saya dapatkan untuk keperluan pengembangan lini usaha saya.

Saya pun mulai berpikir tentang Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Pamekasan. Saya mulai mencari metode pengajuannya. Akhirnya, saya menjalin komunikasi dengan beberapa teman dan bertanya tentang caranya.

Singkat cerita, pada 16 Maret 2022 lalu, semua proses pengajuan KUR BRI saya sudah dianggap selesai. Survei selesai. Lini usaha saya juga sudah dipantau oleh petugas survei dari BRI unit Pakong. Syarat administrasi juga sudah dinyatakan lengkap–hanya berkas tidak dibawa oleh petugas yang nyurvei saat itu.

Mulai dari Surat Keterangan Usaha (SKU) dari desa hingga KTP, KK dan surat nikah sudah lengkap. Petugas dari Unit BRI Pakong yang bernama Gandhi juga sudah datang ke rumah saya. Pada tanggal 16 Maret 2022 itu, sekali lagi, semua proses sudah selesai. Sebab, petugas menyebut tidak ada perlengkapan syarat berkas apalagi.

Pasca proses itu selesai, saya tidak menerima informasi apa pun. Apa pun. Terkait bagaimana proses perkembangan KUR yang saya ajukan. Sampai pun tanggal 30 Maret 2022 ini. Bukan waktu sebentar. Sudah 15 hari berlalu.

Sementara yang saya tahu, proses KUR BRI bisa berkisar dalam tujuh sampai 14 hari. Atau bahkan lebih cepat dari tujuh hari.

Komunikasi yang Buruk

Setelah survei KUR BRI selesai pada 16 Maret, saya menghubungi petugas yang bersangkutan. Melalui WhatsApp. Namun, tidak ada balasan. Pada saat itu, saya tidak memikirkan soal KUR yang saya ajukan cepat keluar. Hanya komunikasi yang baik dan responsif yang saya harapkan.

Saya pun kembali menghubungi petugas bersangkutan. Namun juga tidak ada respon sama sekali. Saya tidak tahu bagaimana progres KUR yang saya ajukan. Itu jelas membuat saya akhirnya berpikir, ternyata, pelayanan oknum pegawai bank satu ini tidak sepenuhnya sama dengan apa yang ditampilkan di iklan-iklan; responsif dan cepat. Tidak sedemikian.

Saya pun menjadi heran. Apakah oknum pegawai bersangkutan ini tidak belajar tentang ilmu komunikasi? Apakah tidak mengerti etika komunikasi? Apakah tidak ada beban sama sekali dalam diri petugas ini, membiarkan orang yang butuh KUR berdiam diri menunggu tanpa kejelasan? Apakah petugas tidak mengetahui betapa pentingnya sebuah penjelasan?

Waktu itu, saya hanya berharap penjelasan. Misal, “Masih diproses, Mas, sabar, ya.” Atau, “Ini butuh waktu sebulan, Mas.” Atau penjelasan lain yang membuat persoalan tunggu-menunggu ini menjadi jelas. Namun, tidak ada sama sekali penjelasan apa pun. Tidak ada dan sungguh tidak ada sama sekali.

Saya pun merasa diberi harapan namun kemudian dibiarkan lesu menunggu harapan. Pada 30 Maret 2022, saya kembali menghubungi petugas dari PT BRI Unit Pakong ini melalui WhatsApp. Bahwa saya, akan mencabut proses pengajuan KUR saya. Karena, saya tidak tahan menunggu tanpa penjelasan.

Mengapa saya cabut lewat WhatsApp? Karena berkas saya tidak dibawa oleh petugas. Tetap di tangan saya. Jadi, sejak dari awal, saya merasa memang dipermainkan dengan pola komunikasi petugas survei KUR BRI ini.

Sebab saat itu, hanya menyurvei, dan berkas saya tidak satu pun dibawa. Saya pun akhirnya mulai berpikir dan bertanya-tanya.

Beginikah model komunikasi oknum perbankan satu ini melayani rakyat yang butuh uluran KUR? Dan saya juga sempat bertanya, apakah berkas saya diproses? Atau, jangan-jangan tidak diproses sama sekali? Kalau diproses, kenapa tidak ada kejelasan? Kalau tidak diproses, berarti saya dipermainkan, dong?

Saya tidak tahu, untuk itu, saya tulis surat terbuka ini kepada Pimpinan Cabang PT BRI Pamekasan Darwis Muhammad.

Target Penyaluran KUR BRI Sekitar Rp 195 Triliun di 2022

Tahun 2022 ini, pemerintah menaikan plafon KUR. Plafon KUR nasional tembus Rp 373,17 triliun (sebagaimana berita yang dimuat Kompas.com 1 Februari 2022). Tahun lalu, plafon KUR nasional berkisar 285 triliun.

KUR ini ditujukan untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN). Yang ditarget salah satunya adalah pelaku usaha yang lesu sebab pandemi Covid-19. Dan PT BRI tahun 2022 ini, memiliki target besar untuk menyalurkan KUR yakni Rp 195 miliar.

Bahkan sumber berita lain menyebut, alokasi KUR yang harus direalisasikan PT BRI 2022 ini terbesar dibanding bank lain, yakni berkisar Rp 260 triliun atau 70 persen dari jumlah total KUR Nasional. Jumlah ini jauh lebih besar dari alokasi KUR di PT BNI yang hanya Rp 38 triliun.

Angka-angka itu, bertujuan besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi yang lunglai akibat pandemi Covid-19. Mempercepat dimaksud, KUR harus segera tersalur cepat dan tepat. Masuk ke sendi-sendi bisnis dan usaha rakyat. Sehingga, sendi ekonomi rakyat pun kokoh.

Namun, percepatan yang diinginkan pemerintah pusat tidak secepat gerak dan kerja oknum petugasnya di bawah. Seperti yang saya alami, KUR yang saya ajukan, 15 hari belum ada kabar dan perkembangannya. Hingga kemudian saya memutuskan untuk menyerah dari imaji KUR yang disebut-sebut untuk mempercepat pemulihan ekonomi ini.

Saya hanya berharap, tidak ada ribuan orang di luar sana yang bernasib sama dengan saya, yang semangat dan kemudian pupus karena ketidakjelasan progres peminjaman KUR BRI ini. Semoga dan semoga, hanya saya yang menanggung harapan dan ketidakjelasan sekaligus dari KUR BRI yang saya ajukan ini.

Semoga hanya saya. Tidak ada satu, dua hingga ribuan orang di luar sana yang bernasib sama. Tetapi jika ternyata bukan hanya saya, semoga mereka bersuara dan juga mengirim surat terbuka yang sama. Sehingga, bisa menjadi evaluasi besar bagi PT BRI Pamekasan ini.

Sebagai orang awam, sekali lagi, saya hanya butuh penjelasan, namun penjelasan itu tidak saya dapatkan. Semoga surat terbuka ini dibalas, dan bisa menjelaskan bagaimana progres dari proses peminjaman KUR yang saya ajukan dalam 15 hari itu.(*)

Pamekasan, 30 Maret 2022.
Ongky Arista UA
Warga Desa Somalang, Kecamatan Pakong.

NB: Surat ini saya antarkan ke Kantor BRI Cabang Pamekasan Kamis (31/3). Diterima oleh Asisten Manajer BRI Cabang Pamekasan Edi Purwanto.

Artikel ini telah dibaca 100 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Sebuah Hipotesa tentang Asal Muasal Kerusakan Sesuatu

18 Oktober 2022 - 19:01 WIB

Ongky Arista UA

Meneroka Konsep Komunikasi Positif Bupati Baddrut Tamam

14 September 2022 - 21:53 WIB

Ongky

Religiusitas di Balik Pojhur

3 September 2022 - 23:11 WIB

Genealogi Nalar Egois

1 September 2022 - 09:58 WIB

UKW sebagai Narasi Kritik Kerja Jurnalistik “Saya”

27 Agustus 2022 - 21:18 WIB

Kritik

Penjaga Toko, Dosen, dan Kendali di Tangan Anda

28 Mei 2022 - 16:45 WIB

Trending di Sudut Pandang